Sunday, March 15, 2009

Apa yang menarik dari Chloe Oliver


Chloe Oliver, perempuan muda berasal dari Australia, sudah sejak Februari 2007 menjadi Team Leader untuk program CEPA. Ketika itu saya sendiri masih menjadi Program Manager untuk program Revitalisasi Gugus di bawah ERA - AusAID untuk 5 kabupaten di NAD. Sempat ia datang ke rumah yang sekaligus menjadi kantor saya di Pidie. Chloe datang untuk juga bertemu dengan John Bladen yang kalau tak salah adalah juga sahabat orangtuanya. Kami sempat berbincang tentang pendidikan di NAD sambil makan siang masakan sendiri. Saat itu saya melihat dia dengan mudah menikmati makanan Indonesia.

Pertama kali saya bergabung dengan CEPA di bulan November 2007, saya melihat Chloe adalah seorang manajer yang merakyat. Tak ada dia minta diberi keistimewaan. Ruang kerja para manajer diset sedemikian rupa agar tidak eksklusif. Ruang kerja kami terbuka sehingga siapapun bisa dengan mudah berkomunikasi dengan kami sekaligus kami dapat mengawasi kerja seluruh staf. Untuk hadir di kantor Chloe tak pernah dia minta dijemput kendaraan kantor. Kadang dia datang dengan menggunakan sepeda, selanjutnya dia datang dengan motor yang disewanya sendiri. Berbeda dengan tipikal manajer di negara kita yang manja dan meminta fasilitas walaupun kinerjanya belum dia buktikan.

Salah satu keunggulan Chloe adalah kemampuannya menjalin hubungan dengan tokoh penting di NAD. Sudah menjadi rahasia umum bahwa di NAD, KPA sebagai organisasi wadah para petinggi dan mantan GAM, adalah organisasi yang kuat dan memiliki otoritas serta pengaruh yang besar di masyarakat. Hampir semua organisasi donor sudah merasakan bahwa program apapun yang diterapkan di NAD, akan diminta untuk memberikan kontribusi melalui apa yang mereka sebut dengan Pajak Nangroe. Chloe dengan kemampuannya melakukan lobi dan advokasi, mampu menjadikan CEPA sebagai satu-satunya program yang berani menyatakan Zero Tolerance terhadap Pajak Nangroe. Memang ini bukan hal mudah. Dalam perjalanan program masih ada oknum KPA yang mencoba dengan berbagai cara meminta bagian atau menghambat jalannya program. Tapi dengan tegas Chloe memimpin tim untuk tetap menyatakan "tidak" terhadap segala usaha tersebut.

Chloe juga menjalin hubungan yang sangat baik dengan Bupati Bireuen. Pak Bupati yang memang pernah tinggal dan sekolah di Australia, seperti juga banyak orang Aceh lainnya, memang melihat dan memposisikan Australia sebagai sahabat mereka. Itu sebabnya pak Bupati selalu menyempatkan hadir dalam kegiatan penting CEPA, seperti peletakkan batu pertama pembangunan gedung sekolah. Terakhir, Bupati juga hadir dalam perpisahan dengan Chloe Oliver dan bahkan bersedia membantu Chloe dalam menerjemahkan kata-kata yang sulit dicari padanan katanya dalam bahasa Indonesia. Sungguh hal semacam itu tak akan dapat diperoleh bila Chloe tidak memiliki kemampuan menjalin komunikasi yang berkualitas.

Chloe mungkin masih muda, tetapi dia terbukti mampu memimpin tim yang cukup besar. Chloe juga bisa menerima masukan dari tim bila ada hal yang kurang tepat. Satu saat walaupun Chloe sangat ingin komposisi stafnya berimbang menurut gender, dia bisa menerima masukan bahwa syarat kemampuan minimal staf harus dipenuhi untuk menjamin program dapat berjalan secara efektif.

Tiga bulan setelah saya bekerja dengan CEPA Chloe melakukan evaluasi performa. Chloe sangat menghargai keberadaan saya di tim dan menilai bahwa kontribusi saya untuk tim sangat besar. Chloe melihat kehadiran saya bukan hanya dalam posisi sebagai manajer bidang pelatihan dan pendidikan, tetapi juga sebagai seorang ibu bagi stafnya.

Chloe sangat cergas. Dia ingin setiap masalah cepat diselesaikan, tanpa ditunda-tunda. Kadang kami merasa sesak nafas karena banyak kegiatan harus dilakukan dengan segera. Tapi itulah tuntutan program, kami harus merujuk pada work plan yang ketat. Saat ini program berada pada tahap akhir. Hampir seluruh pelatihan untuk masyarakat sudah dilaksanakan. Tinggal enam bulan waktu tersisa. Seluruh tenaga dan pikiran harus dicurahkan. Tapi seperti kata Chloe sendiri, kegiatan CEPA sudah on the track. Kami tinggal menyelesaikan program.

Selama dalam pimpinan Chloe sudah cukup banyak produk yang dihasilkan CEPA. Selain gedung sekolah yang secara nyata terbangun di gugus binaan, produk yang akan membawa perubahan secara berkelanjutan sudah dihasilkan. Mengembalikan posisi Majelis Pendidikan Daerah sebagai mitra pemerintah daerah dalam pembangunan bidang pendidikan, adalah salah satunya. Kesadaran masyarakat tentang pentingnya partisipasi aktif masyarakat untuk menjamin peningkatan pelayanan pendidikan, sudah mulai terlihat meningkat di daerah binaan. Komitmen dan rasa memiliki pemerintah daeah terhadap program CEPA, semoga dapat dilanjutkan setelah program ini berakhir.

Thank you Chloe! Good luck and success!

No comments: