Tuesday, March 17, 2009

Siapkah kita untuk memberdayakan SDM?

Konsep pemberdayaan yang merupakan terjemahan dari empowering, seringkali diucapkan dan digunakan dalam kaitan dengan pembangunan sumber daya manusia. Konsep pemberdayaan didasari kepercayaan bahwa pada dasarnya manusia memiliki potensi yang dapat dikembangkan. Konsep pemberdayaan berkaitan dengan usaha untuk menjamin keberlangjutan program pembangunan.

Satu hal mendasar sebagaimana yang dikemukakan pada awal tulisan ini, untuk dapat memberdayakan SDM kita perlu memiliki kepercayaan tentang potensi yang ada pada SDM kita. Hal yang mudah diucapkan tetapi tidak sesederhana itu dalam pelaksanaannya.

Saya hanya ingin berbagi pengalaman dalam mencoba memberdayakan SDM lokal. Pada awal program CEPA, hampir semua pelatihan untuk staf dan masyarakat dilaksanakan oleh pelatih nasional atau dari propinsi. Mungkin saja pelatihan berjalan lancar dan mencapai target. Tujuan pelatihan yang biasanya berupa peningkatan pemahaman dan keterampilan, mungkin saja tercapai. Satu hal yang pasti, bila program dijalankan dengan pendekatan semacam ini maka dapat dipastikan bahwa pada akhir program pemerintah daerah tidak memiliki kapasitas untuk melanjutkan program.

Pada fase 2 CEPA, pendekatan dalam membangun kapasitas masyarakat dilakukan dengan cara berbeda. Pelatihan tidak secara langsung ditujukan pada masyarakat, melainkan lebih dulu diarahkan pada pengembangan kapasitas pemerintah daerah dalam melaksanakan pelatihan bagi masyarakat dan tenaga kependidikan. ToT dilaksanakan untuk membangun suatu pool pelatih. Tentu saja pelatih yang dihasilkan dari suatu ToT tidak akan secara langsung mampu melaksanakan pelatihan sebaik pelatih nasional atau pelatih propinsi yang sudah lebih berpengalaman. Bagaimanapun seorang calon pelatih memerlukan pengalaman, karenanya pada tahap pertama CEPA menggabungkan pelatih pemula dengan pelatih propinsi agar pelatih lokal dapat belajar secara praktis pengalaman dalam melaksanakan pelatihan. Setelah 2-3 bulan berjalan, pelatih lokal/kabupaten sudah mampu menunjukkan kemampuannya dalam melatih masyarakat sekolah dan masyarakat pendidikan.

Tampaknya apa yang digambarkan di atas hanyalah hal yang sederhana dan semua orang bisa melakukan itu. Kenyataannya tidaklah sesederhana itu. Dibutuhkan kepercayaan akan kemampuan pelatih lokal untuk bisa mewujudkan itu. Juga dibutuhkan pendampingan dan reviu secara berkelanjutan agar bisa meningkatkan kemampuan dan pengalaman pelatih lokal. Membiasakan tim pelatih lokal untuk melakukan refleksi dan evaluasi dalam setiap pelatihan, merupakan hal yang penting. Banyak penyelenggara pelatihan yang merasa puas dengan pelatihan yang mereka laksanakan tanpa merasa perlu mengetahui bagaimana penilaian dan penerimaan peserta terhadap pelatihan yang mereka terima. Pendampingan dari manajer pelatihan diperlukan untuk menjamin bahwa pelatihan tetap berada di jalur yang tepat, dilaksanakan secara tepat untuk membangun kapasitas yang relevan dengan tujuan program.

Dalam lingkup kabupaten dan kecamatan, Dinas Pendidikan telah membangun kemampuan pelatih kabupaten dan tutor untuk memandu kegiatan di tingkat kecamatan dan gugus. Tapi dalam kenyataannya para tutor yang sudah dilatih oleh pelatih kabupaten masih belum memiliki kemampuan yang memadai. Salah satu yang teramati adalah para tutor ini kurang diberi kesempatan untuk melakukan tugasnya. Dalam satu gugus atau bahkan di satu kecamatan (UPTD/Unit Pelaksana Teknis Daerah) misalnya, hanya satu atau dua tutor yang dipercaya untuk menjadi instruktur atau pemandu dalam kegiatan KKG (Kelompok Kerja Guru). Akibatnya banyak tutor lainnya yang juga sudah dilatih oleh Dinas Pendidikan, menjadi kurang pengalaman dan canderung kurang memiliki kepercayaan akan kemampuannya sendiri. Inilah yang saya maksid dengan kesiapan untuk memberdayaan SDM. Untuk dapat memberdayakan SDM lokal, kita perlu percaya bahwa mereka mampu. Tentu saja pendampingan tetap perlu dilakukan dan dalam hal ini pengawas sekolah/madrasah harus melaksanakan perannya sebagai pembina di tingkat kecamatan dan gugus.

Adalah sifat manusia kadang merasa bahwa dirinya mampu, menilai dirinya lebih mampu dari orang lain, bahkan menempatkan dirinya sebagai yang paling mampu. Tetapi kita tak akan pernah bisa memberdayakan SDM bila kita memiliki pandangan semacam ini. Hanya dengan kepercayaan akan kemampuan SDM lokal, dibarengi dengan kemauan dan kesungguhan untuk memberikan pendampingan, kita akan mampu memberdayakan SDM lokal.

No comments: